Lebih Dalam Mengenal Kuliner Terbaik :
‘Rumah Makan ‘Ndalem Saryantan‘
Rumah makan Ndalem Saryantan telah menjelma menjadi salah satu pilihan terbaik untuk menikmati kuliner di Bantul. Berlokasi di Desa Wisata Mangir, Dusun Mangir Kidul RT02, Sendangsari Pajangan, Bantul, rumah makan ini mempertahankan suasana keasrian dan keaslian lingkungan yang nyaman, tenang, asri, alami, serta udara sejuk dan bersih dari polusi. Tempat ini sangat cocok bagi mereka yang ingin melepaskan lelah dan penat setelah beraktivitas seharian.
Fasilitas yang tersedia mencakup gedung pertemuan, Mushola, dan tempat makan yang menyatu dengan alam. Menu makanan yang disajikan sangat beragam, mulai dari pepes ikan, mangut kutuk, mangut wader, ikan bakar, ayam bakar/goreng, lele bakar/goreng, sambel welut, sayur lompong, hingga minuman khas seperti jahe sereh, teh serei gula jawa, wedang uwuh, wedang tape, teh poci gula batu, kopi yellow, kelapa muda, dan lainnya. Pengunjung yang datang ke Ndalem Saryantan pasti ingin kembali!
Tim kami menjelajahi sejarah berdirinya Rumah Makan Ndalem Saryantan pada hari Selasa, tanggal 6 Februari 2024. Pendiriannya dilakukan oleh alumni ISI, Bapak Saryanto, dan Istrinya, Ibu Niki Rubiyanti. Sebelum memahami sejarah berdirinya, kita perlu mengetahui alasan pemilihan nama ‘Ndalem Saryantan’. “Ndalem” di sini bukan merujuk pada tempat tinggal atau rumah, melainkan pada makna mendalami, menyelami, atau menelaah. Pak Saryanto, sebagai pecinta kelestarian alam dan segala yang klasik, antik, bernilai seni, dan alami, mencerminkan nilai-nilai tersebut dalam suasana lokasi yang sarat sejarah.
Sejarah berdirinya dimulai dengan penguasaan lahan pada tahun 2000. Ada 5 pekarangan/sertipikat tanah, termasuk yang sekarang dimiliki oleh Pak Saryanto, yang hampir dibeli oleh orang Belanda. Namun, pemilik pekarangan satu-satunya yang tidak mengizinkan adalah Mbah Ali, dengan alasan tanah tersebut adalah tanah pusaka dan tanah leluhur. Harganya pada saat itu mencapai 20.000/m, tetapi orang Belanda menawarkan 150.000/m. Mbah Ali menolak dengan alasan ingin menjaga kelestarian tanah tersebut. Akhirnya, Pak Saryanto berhasil membeli tanah tersebut setelah beberapa peristiwa dramatis, dengan harga yang jauh lebih terjangkau, yaitu 90jt.
Pada tahun 2016, dengan penghasilan dari usaha elektronik/jual beli sound system sekitar 30-50jt/bulan, Pak Saryanto memulai pembangunan. Awalnya, rumah dibangun untuk keperluan pribadi, namun berkembang menjadi proyek yang melibatkan tiga rencana, yaitu Rumah Hunian (Plan A), Home Stay (Plan B), dan Rumah Makan (Plan C). Meskipun awalnya Rumah Makan dianggap berisiko rugi, karena tujuannya lebih kepada henggar-enggar penggalih, tetapi sejak dibangun pada tahun 2018, Rumah Makan Ndalem Saryantan semakin ramai.
Semua ini adalah manifestasi dari jiwa seni Pak Saryanto, yang sudah terpikirkan jauh sebelum membangun. Bahkan, sebelum membangun Rumah Makan, beliau telah melakukan banyak studi banding ke berbagai rumah makan di Jogja bahkan di luar kota.
(Kang Nana/LBN)