lintasbantulnews.com // Suatu hal yang sangat penting, terutama untuk anak-anak SLB (Sekolah Luar Biasa) yang memiliki kebutuhan khusus, adalah sosialisasi dan edukasi mengenai perlindungan perempuan dan anak. Ini menjadi semakin krusial, terutama bagi mereka yang sudah memasuki usia pubertas, karena mereka rentan terhadap persepsi yang beragam dalam menanggapi tingkah laku. Oleh karena itu, pemahaman akan hal ini perlu diberikan melalui sosialisasi dan edukasi yang tepat.
Kepala Sekolah SDLB Marsudi Putra I Bantul, Subarji, menyampaikan hal ini kepada Suara TV Jogja setelah acara sosialisasi dan edukasi Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) pada Rabu (20/3) di aula sekolah mereka. Menurutnya, penting bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk memahami apa yang mereka lakukan dan tangkap dalam interaksi sehari-hari.
“Sistim sosialisasi dan edukasi untuk mereka yang berkebutuhan khusus ini harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Dengan begitu, mereka bisa memahami pesan yang disampaikan dengan jelas,” kata Subarji.
Contohnya, untuk anak-anak tuna rungu, jika dilarang melakukan kekerasan, pesan tersebut akan disampaikan melalui gambar yang menunjukkan orang sedang memukul dan diberi tanda silang di atas gambar tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman terhadap pesan tersebut harus disesuaikan dengan cara yang spesifik.
Di sisi lain, Yekti Utami, Korlap Satgas PPA Bantul, menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi ini melibatkan sejumlah tempat di DIY, termasuk 23 sekolah di wilayah Bantul. Melalui kerja sama antara Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY (DP3AP2 DIY) dengan PLAN, mereka berhasil memberikan sosialisasi dan edukasi secara menyeluruh.
“Harapannya, sosialisasi dan edukasi ini dapat meningkatkan pemahaman siswa sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam interaksi sehari-hari, terutama di lingkungan sekolah masing-masing,” ujar Yekti Utami.
Dengan demikian, sosialisasi dan edukasi mengenai perlindungan perempuan dan anak menjadi sangat penting dalam mendukung lingkungan sekolah yang aman dan inklusif bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.(Kang Nana LBN)